Telur dapat dipindahkan ke dalam akuarium yang dapat menampung kurang lebih 2 – 3 lempeng sarang. Agar oksigen dapat merata, dalam setiap akuarium dapat ditambahkan 2 – 3 titik aerasi.
Selama dalam masa inkubasi, suhu air harus selalu dijaga agar dapat stabil dikisaran 26 – 28 derajat celcius dan pH air harus selalu dijaga agar dapat stabil dikisaran 7. Jika berada dalam lingkungan hidup yang ideal, telur akan menetas 2 – 4 hari setelah dipindahkan.
PERAWATAN LARVA
Setelah menetas, telur ikan betutu dapat segera dipindahkan ke dalam bak (berbahan fibre atau kayu berlapis plastik) yang mempunyai ukuran 6 m2 dan tinggi 50 cm. Air dalam bak harus setinggi 40 cm dengan kepadatan tebar 40 ekor larva per liter air.
Lima hari setelah menempati bak ini, larva ikan betutu dapat segera diberi makanan tambahan dan dipelihara selama 30 hari hingga larva ikan betutu mempunyai panjang 1 cm. Setelah mencapai panjang 1 cm, larva ikan betutu dapat dipindahkan lagi ke dalam bak (berbahan fibre atau kayu berlapis plastik) yang mempunyai ukuran 10 m2 dan tinggi 50 cm.
Sebelum digunakan, dasar bak harus dilapisi dulu dengan pasir setebal 5 cm dan dipupuk dengan menggunakan campuran pupuk urea (10 gram / m2), TSP (15 gram / m2 dan kotoran ayam) (250 gram / m2).
Tujuan dari proses pemupukan ini adalah agar didalam bak terdapat pakan alami. Seminggu setelah dipindahkan, benih / bibit ikan betutu dapat segera didederkan dengan syarat benih sudah mempunyai panjang 2 – 3 cm. Kepadatan tebar yang dianjurkan adalah 1.000 ekor / m2, dengan masa pemeliharaan selama 1 bulan.
PAKAN
- Benih berumur 3 – 7 hari dapat diberi pakan berupa kuning telur rebus.
- Benih berumur 7 – 30 hari dapat diberi pakan berupa rotifier, moina dan artemia.
- Benih berumur 30 – 60 hari dapat diberi pakan berupa cacing rambut.
- Benih berumur 60 hari lebih dapat diberi pakan berupa cincangan ikan runcah.
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan
0 komentar:
Posting Komentar